Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengar anggapan bahwa angin duduk (angina) bisa menyebabkan kematian mendadak. Benarkah anggapan ini atau sekedar mitos belaka? Berikut penjelasannya yang dilansir dari sebuah artikel di laman situs sehatq.com yang telag ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri,
Anggapan angin duduk bisa menyebabkan kematian mendadak ternyata benar adanya, terutama unstable angina. Ada 4 tipe angin duduk yang bisa terjadi dan berikut penjelasan dan resiko kematian yang menyertainya:
- Stable angina
Angin duduk ini terjadi akibat aktivitas fisik yang berlebihan. Saat terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, pasti jantung memerlukan lebih banyak aliran darah. Walau demikian, otot belum tentu kuat untuk mengalirkan darah saat pembuluh darah mengalami penyempitan. Selain aktivitas fisik, faktor lain seperti stres emosional, udara terlalu dingin, makan terlalu banyak, dan merokok juga bisa menyebabkan stable angina.
- Unstable angina
Inilah jenis angin duduk yang beresiko menyebabkan kematian mendadak. Ini bisa terjadi jika seseorang mengalami penyumbatan pembuluh darah karena adanya deposit lemak berlebih. Akibatnya, aliran darah ke otot jantung akan turun drastis bahkan berhenti dan jika sudah begini, kematian mendadak bisa terjadi.
- Prinzmetal's angina
Jenis angin duduk ini lebih jarang ini terjadi dibanding jenis lain karena hanya bisa terjadi saat ada kelainan saraf pada pembuluh darah arteri koroner. Akibatnya, aliran darah ke jantung menjadi terhambat dan timbul nyeri dada. Pemicunya adalah kebiasaan merokok, stres emosional, dan pemakaian obat-obatan terlarang.
- Microvascular angina
Microvascular angina terjadi saat seseorang merasa nyeri dada tapi tidak ada penyumbatan pembuluh darah. Angin duduk jenis ini terjadi karena arteri koroner yang paling kecil tidak berfungsi sebagaimana normal sehingga jantung kurang mendapat asupan darah yang dibutuhkan. Angin duduk ini berlangsung selama lebih dari 10 menit dan lebih sering dialami oleh para wanita.
Semoga informasi ini bermanfaat dan jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang hal ini, bisa berkonsultasi langsung dengan ahli medis.